I.
PENDAHULUAN
Dalam menghadapi persaingan dalam dunia bisnis
diperlukan suatu strategi yang tepat guna memenangkan persaingan tersebut.
Strategi di tingkat operasional akan memegang kendali utama terlaksananya
tujuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Memberikan perhatian kepada
lingkungan merupakan cara terbaik untuk merumuskan strategi yang akan
diterapkan guna menghadapi persaingan.
Lingkungan Internal berkaitan dengan kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Lingkungan eksternal adalah lingkungan
umum serta lingkungan industri di luar internal perusahaan yang merupakan suatu
peluang atau hambatan bagi perusahaan.
Lingkungan tidak hanya semata-mata merefleksikan
lingkungan ekologi, tetapi juga menjelaskan gambaran keseluruhan terhadap
kekuatan lingkungan eksternal. Hal tersebut dapat berdampak pada aktivitas
organisasi dari segala aspek.
II.
RUMUSAN
MASALAH
·
Apa definisi lingkungan bisnis?
·
Bagaimana analisis terhadap lingkungan umum?
·
Apa pengaruh lima kekuatan terhadap
probabilitas?
·
Bagaimana analisis pesaing, kluster dan
konsep persaingan?
III.
PEMBAHASAN
A. Pengertian
lingkungan bisnis
Lingkungan
bisnis adalah keseluruhan hal-hal atau keadaan ekstern badan usaha atau industri
yang mempengaruhi kegiatan organisasi atau kekuatan atau institusi diluar
organisasi bisnis yang dapat mempengaruhi kinerja bisnis.
Dewasa
ini, terminologi “ lingkungan “ tidak hanya semata-mata merefleksikan
lingkungan ekologi, tetapi juga konsep umum yang menjelaskan gambaran
keseluruhan konsep terhadap kekuatan lingkungan eksternal. Hal tersebut dapat
berdampak pada aktifitas organisasi dari segala aspek. Begitu halnya juga
dengan istilah “bisnis” yang membentuk tipe organisasi, apakah berbentuk perusahaan
berorientasi laba, badan pemerintah, atau pun lembaga nirlaba. Oleh karena itu,
istilah “lingkungan bisnis” memiliki arti yang luas karena menunjukkan seluruh
pengaruh eksternal terhadap organisasi. Wilson (1992) mengemukakan bahwa
lingkungan bisnis memiliki tiga konsep yang luas:
a.
Fakta objektif realitas yang diukur dan
didefinisikan.
b. Fakta
subjektif merupakan karakteristik khusus tergantung dari interprestasi dan
persepsi individu.
c. Pembagian
antara organisasi dan lingkungan tidak jelas, dan lingkungan tercipta dan
didefinisikan oleh individu.
Sangatlah
penting bagi seseorang yang menekuni bisnis, baik yang sedang mempelajari
bisnis maupun manager yang sudah berpengalaman, untuk menganalisis lingkungan organisasinya
dengan alasan-alasan sebagai berikut:
a. Kaidah
lingkungan bisnis secara fundamental berpengaruh terhadap aktifitas bisnis,
misalnya terhadap pasar, teknologi dan
tenaga kerja.
b. Aktifitas
operasional seperti peluncuran produk baru, rekrutmen staf, dan kajian
teknologi manufaktur membutuhkan identifikasi faktor-faktor lingkungan dan perusahaan
dalam rangka untuk memastikan kesuksesan bisnis.
c. Laba
dan organisasi yang baik merupakan hal yang penting dalam kaitannya dengan
kondisi lingkungan.
d. Rencana
stratejik harus turut mempertimbangkan kemungkinan adanya perubahan dalam
lingkungan bisnis.[1]
B.
Analisis
terhadap lingkungan umum
Analisis
lingkungan eksternal bertujuan untuk mengetahui ancaman dan peluang. Ancaman
adalah suatu kondisi dalam lingkungan umum yang dapat menghambat usaha-usaha
perusahaan untuk mencapai daya saing strategis.
Sedangkan
peluang adalah kondisi dalam lingkungan umum yang dapat membantu perusahaan
mencapai daya saing strategis. Proses yang dilakukan secara kontinyu untuk
melakukan analisis lingkungan eksternal adalah dengan melakukan pemindaian
(scanning), pengawasan (monitoring), peramalan (forecasting), dan penilaian
(assessing).
1. Pemindaian
Melalui
pemindaian perusahaan mengidentifikasi tanda-tanda awal dari perubahan
potensial dalam lingkungan umum, dan mendeteksi perubahan-perubahan yang sedang
terjadi. Pemindaian lingkungan merupakan hal penting dan menentukan bagi
perusahaan-perusahaan yang bersaing dalam lingkungan yang sangat tidak stabil.
2. Pengawasan
Melalui
pengawasan perusahaan mendeteksi perubahan dan trend-trend lingkungan melalui
pengawasan yang berkelanjutan. Kritikal bagi pengawasan yang berhasil adalah
kemampuan untuk mendeteksi makna dalam peristiwa-peristiwa lingkungan yang
berbeda.
3. Peramalan
Pada
peramalan, analis mengembangkan proyek-proyek yang layak tentang apa yang
mungkin terjadi, dan seberapa cepat, perubahan-perubahan dan trend-trend itu
dideteksi melalui pemindaian dan pengawasan.
4. Penilaian
Tujuan
penilaian adalah untuk menentukan waktu dan signifikansi efek-efek dari
perubahan-perubahan dan trend-trend lingkungan terhadap manajemen strategis
suatu perusahaan. Selangkah lebih maju tujuan penilaian adalah untuk
menspesifikasi implikasi pemahaman tersebut pada organisasi. Tanpa penilaian
perusahaan dibiarkan dengan data-data yang menarik, tapi tidak diketahui
relevansi kompetitiifnya.[2]
Lingkungan
umum adalah suatu lingkungan dalam lingkungan eksternal organisasi yang
menyusun faktor-faktor tersebut pada dasarnya diluar dan terlepas dari operasi
perusahaan. Faktor-faktor tersebut antara lain :[3]
1. Faktor
ekonomi
Factor
ekonomi mengacu pada sifat, cara dan arah dari perekonomian dimana suatu
perusahaan akan atau sedang berkompetisi. Indicator dari kesehatan perekonomian
suatu Negara antara lain adalah tingkat inflasi, tingkat suku bunga, deficit
atau surplus perdagangan, tingkat tabungan pribadi dan bisnis, serta produk
domestic bruto.
2. Faktor
sosial
Faktor
sosial yang mempengaruhi suatu perusahaan mencakup keyakinan, nilai, sikap,
opini yang berkembang, dan gaya hidup dari orang-orang di lingkungan mana
perusahaan beroperasi. Faktor-faktor ini biasanya dikembangkan dari kondiasi
cultural, ekologis, pendidikan, dan kondisi etnis.
3. Faktor
politik dan hukum
Faktor
politik dan hukum mendefinisikan parameter-parameter hokum dan bagaimana
pengaturan perusahaan harus beroperasi. Kendala politik diberlakukan terhadap
perusahaan melalui keputusan perdagangan yang wajar, program perpajakan,
penentuan upah minimum, kebijakan polusi dan harga serta banyak tindakan
lainnya yang bertujuan untuk melindungi karyawan, konsumen, masyarakat umum dan
lingkungan. Beberapa tindakan politik dan hukumjuga didesain untuk member
manfaat dan melindungi perusahaan.
4. Faktor
teknologi
Kemajuan
teknologi secara dramatis telah mengubah produk, jasa, pasar, pemasok,
distributor, pesaing, pelanggan, proses manufaktur, praktik-praktik pemasaran
dan posisi persaingan. Kemajuan teknologi dapat menciptakan pasar baru, perkembangan produk, dan lain
sebagainya. Perubahan teknologi dapat mengurangi atau menghilangkan perbedaan
biaya antar perusahaan, menciptakan proses produksi yang lebih singkat,
menciptakan kelangkaan pada tenaga tehnikal serta mampu merubah
nilai-nilai dan harapan para stakeholders.
5. Faktor
demografi
Yang
perlu diperhatikan oleh perusahaan menyangkut factor demografi ini diantaranya
adalah ukuran populasi, struktur umum, distribusi geografis, pencampuran etnis
serta distribusi pendapatan.[4]
Lingkungan
industri adalah tingkatan dari lingkungan eksternal organisasi yang
menghasilkan komponen yang secara normal memiliki implikasi yang relative lebih
spesifik dan langsung terhadap operasional perusahaan.
Hal
tersebut mempengaruhi dalam hal diantaranya:
1. Perubahan
basis konsumen, yang dapat meningkatkan kekuatan pembeli
2. Keberagaman
dalam karakteristik desain dan kualitas diantara pemain akan meningkatkan
persaingan
3. Pemain
baru.
C.
Pengaruh
lima kekuatan terhadap probabilitas
Kekuatan-kekuatan
yang mempengaruhi persaingan industri, antara lain sebagai berikut :
1.
Ancaman dari Pendatang Baru
Pendatang
baru dalam suatu industri akan membawa kapasitas baru,keinginan untuk merebut
pangsa pasar, dan sering kali sumber daya yang substansial. Akibatnya harga
dapat menjadi turun atau biaya meningkat sehingga mengurangi kemampulabaan.
Selain itu, adanya pendatang baru dapat dapat memaksa perusahaan yang sudah ada
untuk lebih efektif dan efisien serta belajar untuk bersaing dalam dimensi baru
Tingkat keseriusan dari ancaman pendatang baru
bergantung pada hambatan yang ada dan reaksi pesaing saat ini yang dapat
diantisipasi oleh pendatang baru. Jika hambatan terhadap masuknya pendatang
baru cukup tinggi dan pendatang baru dapat mengharapkan adanya tindakan balasan
yang tajam dari pesaing yang ada, maka pendatang baru tersebut mungkin tidak
akan membawa ancaman yang serius ketika masuk.Terdapat enam sumber utama hambatan
terhadap masuknya pendatang baru:
a. Skala
Ekonomi
Skala
ekonomi adalah bertambahnya jumlah barang yang diproduksi dalam suatu periode
sehingga mengakibatkan biaya produksi per unit menjadi turun. Skala ekonomi
menghalangi masuknya pendatang baru dengan memaksa calon pendatang baru untuk
masuk dengan skala yang besar atau menerima kerugian dari segi biaya.
Skala
ekonomi juga dapat menjadi penghalang terhadap distribusi, manufaktur,
pemasaran, pendanaan, dan hampir terhadap bidang-bidang lain dalam suatu perusahaan.
b. Diferensiasi
Produk
Diferensiasi
produk atau identifikasi merek dapat menciptakan hambatan dengan memaksa
pendatang baru untuk menghabiskan biaya yang besar guna memenangkan loyalitas
konsumen. Iklan, layanan konsumen, menjadi yang pertama dalam industri
tersebut, dan perbedaan produk merupakan faktor-faktor yang dapat menumbuhklan
identifikasi merek.
c. Persyaratan
Modal
Modal
diperlukan bukan hanya untuk fasilitas tetap melainkan juga untuk memberikan
kredit kepada pelanggan, membeli persedian, dan menyerap kerugian selama
tahun-tahun pertama.
Meskipun
perusahaan besar memiliki sumber daya keuangan untuk dapat menginvansi hampir
semua industri, persyaratan modal yang sangat besar pada bidang-bidang tertentu
dapat membatasi pendatang baru yang mungkin masuk.
d. Biaya
peralihan pemasok
Biaya
peralihan pemasok adalah biaya yang harus dikeluarkan pembeli bilamana
berpindah dari produk pemasok tertentu ke produk pemasok lainnya.
e. Akses
ke saluran distribusi
Adanya
kebutuhan dari pendatang baru untuk mengamankan distribusi produknya bilamana
saluran distribusi untuk produk tersebut telah ditangani oleh perusahaan yang
sudah mapan, perusahaan baru harus mampu membujuk saluran tersebut agar
menerima produknya melalui cara-cara penurunan harga, keja sama periklanan dan
sebagainya yang tentu saja berimplikasi terhadap turunnya laba. Makin terbatas
saluran pedagang besar dan pengecer untuk suatu produk dan makin banyak pesaing
yang mengikat saluran ini , jelas akan semakin berat usaha untuk masuk ke dalam
industri.
f. Kebijakan
pemerintah
Pemerintah
dapat membatasi atau bahkan menutup masuknya industry dengan melakukan
pengendalian dan pengawasan. Pemerintah juga dapat memainkan peranan tidak
langsung seperti standar polusi udara dan peraturan keamanan.
2. Tingkat
rivalitas diantara para pesaing yang sama
Rivalitas
diantara para pesaing yang sama berbentuk perlombaan untuk mendapatkan posisi
dengan menggunakan taktik-taktik seperti persaingan harga, perang iklan, dan
meningkatkan pelayanan atau jaminan kepada pelanggan. Gerakan persaingan oleh
satu perusahaan mempunyai pengaruh yang besar terhadap para pesaingnya dan
dengan demikian dapat mendorong perlawanan atau usaha untuk menandingi gerakan
tersebut. Intensitas persaingan antar perusahaan merupakan fungsi dari beberapa
factor, diantaranya:
a. Adanya
beberapa pesaing yang seimbang
b. Pertumbuhan
industri yang lambat
c. Kurangnya
diferensiasi
d. Pertambahan
kapasitas yang tinggi
e. Pesaing
yang berbeda
f. Hambatan
pengunduran diri yang tinggi [5]
g. Informasi
yang kompleks (Infornational complrxity)
h. Biaya
pengalihan ke barang lain (switching cost)[6]
3. Tekanan
dari produk pengganti
Ancaman
dari produk subtitusi ini kuat jika konsumen dihadapkan pada sedikitnya switching cost dan jika produk
substitusi tersebut mempunyai harga yang lebih murah atau kualitasnya sama
bahkan lebih tinggi dari produk-produk suatu industri.
4. Kekuatan
tawar menawar pembeli
Kekuatan
tawar menawar pembeli meningkat jika situasi berikut terjadi:
a.
Pembeli membeli dalam jumlah besar
b.
Produk yang dibeli adalah produk
standard an tidak terdiferensiasi
c.
Pembeli memperoleh keuntungan yang
rendah
d.
Pembeli menempatkan suatu ancaman
melakukan integrasi kehulu untuk membuat produk industri.
5. Kekuatan
tawar menawar pemasok
Pemasok
memiliki tawar menawar jika :
a.
Didominasi oleh sedikit perusahaan
b.
Produknya adalah unik
c.
Industri tersebut bukanlah pelanggan
yang penting dari pemasok
d.
Pemasok memperlihatkan ancaman untuk
melakukan integrasi hilir.[7]
D. Analisis
pesaing,kluster dan konsep persaingan
Bagaimana perusahaan
mengumpulkan dan menafsirkan
informasi tentang para pesaing
mereka disebut analisis pesaing. Analisis pesaing memusatkan perhatiannya
pada setiap perusahaan
yang bersaing secara langsung dengan sebuah perusahaan. Perusahaan perlu
memahami:
1. Apa
yang menggerakkan pesaing, seperti yang ditunjukkan oleh tujuan-tujuan masa
depannya.
2. Apa yang
sedang dilakukan oleh
pesaing, seperti yang
diungkapkan oleh strateginya saat
ini.
3. Apa
yang diyakini oleh pesaing tentang dirinya sendiri dan tentang industri,
seperti yang ditunjukkan oleh asumsi-asumsinya.
4. Apa
kemampuan perusahaan, seperti yang ditunjukkan oleh kapabilitasnya.[9]
Kluster
(cluster), yaitu konsentrasi geografis dari perusahaan dan institusi yang
saling berkaitan dalam suatu bidang tertentu. Kluster mencangkup sususnan dari
industri yang berkaitan dan entitas lainnya yang penting dalam kompetisi.
Kluster
secara umum didefinisikan sebagai konsentrasi geografis dari
subsector-subsektor manufaktur yang sama. Yang muncul dari studi literatur
adalah jaringan, yang sebagian besar merupakan usaha kecil dan rumah tangga,
yang mengelompok secara spasial. Dalam literatur, jaringan (network) seperti
ini disebut sebagai kawasan industri (industrial district). “District” atau
“kawasan/daerah” menjadi fokus studi tentang bagaimana dan dimana
industri-industri yang berlokasi dan mengelompok. Alfred Marshall merupakan
ekonom pertama yang meneliti tentang kecederungan jenis industri tertentu untuk
berlokasi di daerah-daerah tertentu di Inggris, Jerman dan Negara-negara lain.
Marshall mendefinisikan industry district sebagai suatu kluster produksi yang
terspesialisasi secara geografis. Kluster tersebut mewakili daerah industry
“tradisional” atau daerah industry ala Marshall” yang umumnya ditemukan di
daerah pedesaan dan company towns.[10]
Setidaknya
ada tiga faktor yang mempengaruhi kompetisi global, yaitu antara lain:
1. Peningkatan
produktifitas perusahaan-perusahaan dalam wilayah tertentu
2. Kluster
mendorong arah dan langkah inovasi
3. Menciptakan
stimulus untuk penciptaan formasi bentuk bisnis baru yang pada gilirannya akan
memperkuat kluster itu sendiri.[11]
IV.
KESIMPULAN
Lingkungan
bisnis adalah keseluruhan hal-hal atau keadaan ekstern badan usaha atau
industri yang mempengaruhi kegiatan organisasi atau kekuatan atau institusi
diluar organisasi bisnis yang dapat mempengaruhi kinerja bisnis.
Analisis
lingkungan eksternal bertujuan untuk mengetahui ancaman dan peluang. analisis
lingkungan eksternal adalah dengan melakukan pemindaian (scanning), pengawasan
(monitoring), peramalan (forecasting), dan penilaian (assessing).
Kekuatan-kekuatan
yang mempengaruhi persaingan industri, antara lain sebagai berikut :
1. Ancaman
dari Pendatang Baru
2. Tingkat
rivalitas diantara para pesaing yang sama
3. Tekanan
dari produk pengganti
4. Kekuatan
tawar menawar pembeli
5. Kekuatan
tawar menawar pemasok
Bagaimana perusahaan
mengumpulkan dan menafsirkan
informasi tentang para pesaing
mereka disebut analisis pesaing. Analisis pesaing memusatkan perhatiannya
pada setiap perusahaan
yang bersaing secara langsung dengan sebuah perusahaan. Perusahaan perlu
memahami:
1. Apa
yang menggerakkan pesaing, seperti yang ditunjukkan oleh tujuan-tujuan masa
depannya.
2. Apa yang
sedang dilakukan oleh
pesaing, seperti yang
diungkapkan oleh strateginya saat
ini.
3. Apa
yang diyakini oleh pesaing tentang dirinya sendiri dan tentang industri,
seperti yang ditunjukkan oleh asumsi-asumsinya.
4. Apa
kemampuan perusahaan, seperti yang ditunjukkan oleh kapabilitasnya.
Kluster
secara umum didefinisikan sebagai konsentrasi geografis dari
subsector-subsektor manufaktur yang sama.
DAFTAR
PUSTAKA
Ø Kuncoro,
M. 2006. Strategi bagaimana meraih keunggulan kompetitif, Jakarta: erlangga.
Ø A. Hitt Michael Dkk, 2001, Manajemen Strategi, Daya
Saing dan Globalisasi, Jakarta: Salemba Empat
Ø Setiawan
HP & Zulkieflimansyah, 2005, manajemen strategi; sebuah konsep
pengantar, Jakarta: LPFEUI.
[1] Kuncoro, M. 2006. Strategi bagaimana meraih keunggulan kompetitif,
Jakarta: erlangga. Hal. 21-22
[2] A. Hitt Michael Dkk, 2001, Manajemen Strategi, Daya Saing dan
Globalisasi, Jakarta: Salemba Empat Hal 53-55
[3]Setiawan HP & Zulkieflimansyah, 2005, manajemen strategi; sebuah
konsep pengantar, Jakarta:LPFEUI.hal 30
[4] Setiawan HP & Zulkieflimansyah, 2005, manajemen strategi; sebuah
konsep pengantar, Jakarta: LPFEUI.hal 32
[5] Setiawan
HP & Zulkieflimansyah, 2005, manajemen strategi; sebuah konsep pengantar,
Jakarta: LPFEUI.hal 39
[6]
Kuncoro, M. 2006. Strategi bagaimana meraih keunggulan kompetitif, Jakarta:
erlangga. Hal 26-27
[7] Setiawan
HP & Zulkieflimansyah, 2005, manajemen strategi; sebuah konsep pengantar,
Jakarta: LPFEUI.hal
[8]
Kuncoro, M. 2006. Strategi bagaimana meraih keunggulan kompetitif, Jakarta:
erlangga. Hal 26
[9] A.
Hitt Michael Dkk, 2001, Manajemen Strategi, Daya Saing dan Globalisasi,
Jakarta: Salemba Empat Hal 83
izin copas ke blog gan. btw fungsi sharenya nggak bisa
ReplyDeleteSangat membantu sekali gan. Terimakasih banyak..
ReplyDeleteBerbagi itu indah terimahkasih kak ilmu nya..,
ReplyDelete