I. PENDAHULUAN
Seperti di ketahui manajemen pada dasarnya merupakan proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan perencanaan pengorganisasian pengarahan dan pengendalian yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Sejalan dengan itu maka manajemen produksi atau operasi merupakan proses pengambilan keputusan didalam usaha untuk menghasilkan barang atau jasa sehingga tepat sasaran yang berupa tepat waktu, tepat mutu, tepat jumlah dengan biaya yang efisien, oleh karena itu manajemen produksi atau operasi mengkaji pengambilan keputusan dalam fungsi produksi, atau operasi.
Seperti di ketahui manajemen pada dasarnya merupakan proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan perencanaan pengorganisasian pengarahan dan pengendalian yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Sejalan dengan itu maka manajemen produksi atau operasi merupakan proses pengambilan keputusan didalam usaha untuk menghasilkan barang atau jasa sehingga tepat sasaran yang berupa tepat waktu, tepat mutu, tepat jumlah dengan biaya yang efisien, oleh karena itu manajemen produksi atau operasi mengkaji pengambilan keputusan dalam fungsi produksi, atau operasi.
Melalui kegiatan produksi atau operasi segala sumber daya masukkan perusahaan
diintegrasikan untuk menghasilkan keluaran yang memiliki nilai tambah. Produk
yang dihasilkan dapat berupa barang jadi, barang setengah jadi dan jasa. Oleh karena
itu, kegiatan produksi atau operasi menjadi salah satu fungsi utama perusahaan.
Dalam penyusunan makalah ini penulis memiliiki
maksud dan tujuan. Adapun maksud penulis adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pengantar Bisnis. Sedangkan
tujuannya, penulis berharap agar makalah ini bisa memberikan sedikit ilmu
pengetahuan mengenai Manajemen Produksi atau Operasi kepada para pembaca.
II. RUMUSAN MASALAH
1.Bagaimana pengertian Manajemen Operasi?
2.Bagaimana Sistem Produksi/Operasi?
3.Bagaimana penentuan lokasi perusahaan/produksi?
4.Bagaimana pengaturan proses produksi/operasi?
5.Bagaimana rancangan pabrik dan sistem produksi?
6.Bagaimana perencanaan produksi dan penentuan standar?
7.Bagaimana pengelolaan dalam kegiatan operasi?
8.Bagaimana pengawasan kegiatan produksi?
III. PEMBAHASAN
1. Pengertian Manajemen Produksi atau Operasi
Manajemen Produksi adalah salah satu
cabang manajemen yang kegiatannya mengatur agar dapat menciptakan dan menambah
kegunaan suatu barang dan jasa. Untuk mengatur kegiatan ini, perlu dibuat
keputusan-keputusan yang berhubungan dengan
usaha-usaha untuk mencapai tujuan agar barang dan jasa yang dihasilkan sesuai
dengan apa yang direncanakan.[1]
Manajemen operasi adalah suatu proses yang berkesinambungan dan efektif
menggunakan fungsi manajemen dan untuk mengintegrasikan berbagai sumber daya
secara efisien dalam rangka mencapai tujuan.[2]
Unsur Manajemen terdiri dari ; perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan.
Tahap Perencanaan, meliputi ; Penentuan strategi
operasi; penentuan lokasi pabrik; Riset dan pengembangan produk; penentuan
jumlah produk; penentuan luas dan pola produksi;penyusunan layout & job
design; serta penentuan standar kerja.
Tahap Pelaksanaan, meliputi ; pengaturan bahan
baku; pengturan proses produksi; pemeliharaan dan penggantian fasilitas;
perbaikan lingkungan kerja; dan perbaikan kesejahteraan pekerja.
Tahap Pengawasan, meliputi ; pengawasan kuantitas
; pengawasan kualitas; dan pengawasan biaya produksi dan operasi.
Dalam perencanaan, manajer
operasi menentukan tujuan subsistem operasi dari organisasi dan mengembangkan
program, kebijakan dan prosedur penentuan peranan dan focus dari operasi
termasuk perencanaan produk, perencanaan fasilitas dan perencanaan penggunaan
sumber daya produksi.
Dengan demikian, Manajemen Produksi
atau Operasi menyangkut pengambilan keputusan yang berhubungan dengan proses
produksi untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.
2. Sistem Produksi/Operasi
Sistem operasi merupakan sistem yang mengacu pada sistem transformasi yang
menghasilkan barang dan jasa. Gambaran sistem ini tidak hanya menjadi pijakan
untuk definisi jasa dan manufaktur sebagai sistem transformasi, tetapi juga
dasar yang kuat untuk rancangan dan analisis operasi.
Dalam sistem operasi, yang menjadi masukan adalah energi, material, tenaga
kerja, modal dan informasi. Sedangkan sistem operasi yang disandarkan pada
kendali syari’at akan memastikan berjalannya proses transformasi yang amanah,
disamping jaminan halal atas segala masukan yang digunakan serta semua keluaran
yang dihasilkan.
Lingkungan eksternal mempengaruhi ketiga subsistem manajemen operasi. Sebagai
contoh, lingkungan eksternal menyediakan tenaga kerja, bahan mentah yang
menjadi input. Perubahan teknologi dapat mengubah proses transformasi. Produk
yang dihasilkan oleh organisasi dilempar kelingkungan eksternal, tetapi
lingkungan eksternal juga mempengaruhi output yang dihasilkan. Sebagai contoh,
perubahan preferensi konsumen akan mengubah produk yang dihasilkan organisasi
menjadi produk yang lebih sesuai dengan preferensi konsumen tersebut. Alat dan
metode dapat mempengaruhi dan membantu proses transformasi.
3. Penentuan lokasi perusahaan
Terdapat 2 kriteria dalam menentukan lokasi produksi:
Kriteria subyektif, keputusan lokasi produksi berdasarkan pertimbangan
subyektif pemilik perusahaan dimana keputusan subyektif ini akan sangat membantu tercapainya
keberhasilan dalam bisnis sekiranya keputusan subyektif ini didukung oleh
berbagai faktor yang memperkuat keputusan subjektif.
Kriteria obyektif, mempertimbangkan berbagai faktor yang akan mendukung
tercapainya keberhasilan. Seperti regulasi pemerintah seputar bisnis yang
dijalankan, budaya masyarakat, akses terhadap pasar dan pemasok, tingkat
persaingan, akses transportasi dan lain-lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan lokasi kerja:
1) Biaya ruang kerja
Biaya untuk membeli ruang kerja
dapat berbeda dari satu lokasi ke lokasi lain tergantung dari letak tanah.
2) Ketersediaan dan biaya tenaga kerja
Perusahaa dapat memilih lokasi
dimana terdapat banyak tenaga kerja dengan keahlian khusus yang diperlukan.
Biaya tenaga kerja sangat bervariasi tergantung dari lokasi perusahaan.
3) Insentif pajak
Insentif pajak diberikan untuk
menambah lapangan kerja dan memperbaiki kondisi ekonomi di daerah-daerah yang
menawarkan kridit pajak.
4) Sumber permintaan
Biaya trasportasi dan jasa produk
dapat dikurangi dengan memproduksi di lokasi yang dekat sumber permintaan dari
konsumen.
5) Akses trasportasi
Perusahaan lebih memilih lokasi
dekat sumber utama transportasi agar para konsumen lebih mudah mengakses
perusahaan.
Bagaimana menentukan lokasi bisnis manufaktur dan jasa.
Lokasi bisnis Manufaktur (penghasil barang)
Model-model penghitungannya:
* Dengan penghitungan biaya angkut dan jarak yang paling rendah
Contoh: perusahaan konveksi, lebih memilih lokasi didaerah kudus yang dekat
dengan pasar kliwon, untuk memasarkan produknya, bahan bakunya pun didaerah
kudus banyak tersedia.
* Metode perbandingan biaya operasi
Memilih beberapa alternatif lokasi, kemudian diperbandingkan dan dipilih
alternatif lokasi dengan biaya operasi paling rendah.
* Dengan pendekatan kualitatif
Contoh: pabrik semen dan minyak, memilih lokasi yang dekat dengan bahan
baku.
Lokasi bisnis jasa
Bisnis jasa lebih diprioritaskan yang lokasinya setrategis, karena tidak ada
biaya angkut. Namun bisnis jasa yang mendatangi konsumen seperti jasa sedot WC,
tidak perlu strategis yang terpenting adalah sarana komunikasinya kepada
konsumen, cukup dengan menempel nomor telephon.
4. Pengaturan Proses Produksi atau Operasi
Keputusan mengenai proses produksi menjadi keputusan
yang penting dalam melakukan desain sistem produksi. Proses produksi diatur
sesuai dengan keinginan dan keadaan prusahaan,dengan memilih dari berbagai
alternatif proses produksi sebagai berikut:
1. Secara umum,terdapat
dua jenis proses produksi :
Pertama,sistem
Produksi Intermiten
Sistem prosuksi dimana pengelolaan kegiatan produksi
bersifat tidak terus menerus, berkelanjutan
dan menggunakan pola mulai selesai. Artinya,kepastian mengenai kapan memulai
proses produksi dan kapan menyelesaikan
proses produksi jelas. Terdapaat dua jenis pola produksi yang menggunakan
sistem intermiten :
a. Produksi massal (
mass production)
Umumnya berlaku pada prusahaan manufaktur. Dilakukan
melalui standar produksi tertentu,
prosedur tertentu dan jumlah unit produk tertentu yang secara rutin diproduksi.
b. Pilihan masal (mass
customization)
Bahwa produk yang dihasilkan oleh prusshaan
memberikasn keleluasaan kepada konsumen untuk memilih sesuai selera dan daya
beli masing-masing. Perusahaan memproduksi variasi produk yang lebih
banyak,seperti HP,Komputer.
Kedua,sistem
proses produksi yang terus menerus (continous production system)
Sistem produksi dimana pengelolaan kegiatan produksi
bersifat terus menerus dan untuk jangka waktu yang relatif panjang kemudian
disimpan dalam gudang, disalurkan ke penyalur dan dijual kepada konsumen.
Contoh perusahaan manufaktur seperti perusahaan kimia, minyak bumi dan tambang,
sedangkan perusahaan jasa seperti ttransportasi transportasi yang terus menerus
memberatkan penumpang dari terminal.
2. Proses produksi Pelayanan
2. Proses produksi Pelayanan
·
Produksi yang
standar
Proses
produksi yang didasarkan pada standar perusahaan. Standar tersebut di desain
dari informasi konsumen. Konsemen membeli sebagaimana barang yang
distandardisasikan tersebut.
·
Produksi menurut
pesanan
Proses
produksi dilakukan untuk membuat barang sebagaimana yang dipesan oleh konsemen.
Jadi bentuknya tidak distandardisasikan tetapi sangat bervariasi.
Sifat
dan Teknis Produksi
Teknik produksi pada
perusahaan manufaktur ada beberapa jenis yaitu:
1. Proses Ekstraktif merupakan proses produksi
yang haanya mengambil dari alam dan sudah terjadi produksi akhir, misalnya emas, batu bara, dan sebagainya.
2. Proses Analitis merupakan kegiatan produksi yang
memisah misahkan bahan alam menjadi produk akhir, misalnya minyak, semen dan sebagainya.
3. Proses sintetis merupakan kegiatan produksi
dengan mencampur bahan-bahan kemudian diolah menjadi produk akhir, misalnya
makanan, minuman, dan obat-obatan.
4. Proses Pengubahan yaitu kegiatan produksi dengan
mengubah bahan baku menjadi produk akhir, misalnya elektronik.
5. Rancangan
Pabrik (Plant layout) dan Sistem produksi (Produktion System Layout)
Rancangan (Design) menunjukkan ukuran dan struktur
pabrik atau kantor.Tata Letak (Layout) adalah pengaturan mesin dan perlengkapan
didalam pabrik atau kantor. Yang dimaksud pabrik atau rumah produksi merupakan
tempat dimana kegiatan produksi dijalankan.
Keputusan mengenai desain rumah produksi merupakan
keputusan yang menyangkut bagaimana perusahaan mendesain tempat produksi dari
mulai fasilitas, pekerjaan, ruang kerja, gudang dan lain-lain. Sebagai contoh
untuk perusahaan garmen, perlu ditentukan dimana meletakkan bahan baku,
menempatkan pekerja, mesin dan menyimpan hasil akhir. Begitu juga dalam bisnis
restoran, manajer perlu menentukan dimana letak kasir,meja makan, dapur,
toilet, hingga lokasi parkir.
Rancangan sistem produksi menyangkut bagaimana
proses konversi dalam sistem produksi dilakukan. Terdapat beberapa jenis
rancangan dalam sistem produksi sebagai berikut :
a)
Rancangan Produksi
Adalah rancanga sistem produksi yang bersifat
berkesinambungan dari awal hingga akhir dan mengikuti satu pola proses
produksi. Sebagai contoh, proses pembuatan kain dari kapas hingga kain jadi.
Tahapan proses pembuatan kain tersebut mulai dari bahan baku berupa kapas
disiapkan, kapas dipintal menjadi kain dalam mesin pintal, kain yang sudah jadi
melalui pembersihan, kemudian kain dan diwarnai dan dibersihkan lagi kemudian
dikeringkan, lalu kain melalui proses penggulungan kemudian digudangkan.
b)
Rancangan Proses
Yaitu rancangan sitem produksi yang proses
produksinya mengikuti jenis proses yang harus dilakuakan dan tak selalu harus
mengikuti seluruh proses yang ada. Contah, proses pemariksaan kesehatann
disebuah poliklinik. Proses dimulai dari pasien datang, mendafter ke
resepsionis lalu menunggu diruang tunggu. Proses selanjutnya sangat bergantung
jasa apa yang diinginkan oleh pasien, apakah perlu kedokter anak, ahli penyakit
dalam atau pemeriksaan gigi.
c)
Rancangan Posisi Tetap
Adalah sistem produksi dimana produk yang akan
dibuat diletakkan disatu tempat, dan berbagai fasilitas seperti mesin, alat
produksi, dan tenaga kerjanya mengerjakan proses produksi ditempat tersebut.
Contah, pembuatan pesawat terbang, atau proses make up artis.
Keputusan mengenai rancangan dan tata letak
mempengaruhi biaya operasi secara langsung karena keputusan ini menentukan
harga sewa, mesin dan perlengkapan. Hal ini dapat berpengaruh pula pada
pengeluaran untuk bunga karena mempengaruhi jumlah pinjaman untuk memeli
properti atau mesin.
Prinsip dalam penetapan layout, agar diperoleh :
jarak angkut minimum, aliran matarian seimbang dengan kapasitas, penggunaan
ruang efektif, fleksibel untuk perubahan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi rancangan dan tata
letak adalah karakteristik lokasi. Jika lokasi terdapat didaerah yang harga
lahannya mahal, dapat dirancang gedung tingkat tinggi agar mengurangi biaya
lahan yang dibutuhkan, Proses prosuksi. Rancangan dan tata letak akan
dipengaruhi ketiga rancangan sistem proses produksi diatas,jenis produksi.
Rancangan dan tata letak akan dipengaruhi oleh sedikit banyaknya jenis produksi
yang dihasilkan, kapasitas produksi yang diinginkan. Rancangan dan tata letak
harus mampu disesuaikan dengan penambahan atau pengurangan kapasitas jumlah
produksi yang diinginkan.
6. Perencanaan
Jumlah Produksi dan Penentuan Standar
Perkiraan jumlah
produk yang dibuat diwaktu yang akan datang dan penentuan standar dapat
dilakukan beberapa cara antara lain :
A. Penghitungan
Forecast Produksi
Forecast produksi didasarkan forecast penjualan perusahaan. Forecast penjualan dapat dilakukan dengan metode statistik dan metode pendapatan.
Forecast produksi didasarkan forecast penjualan perusahaan. Forecast penjualan dapat dilakukan dengan metode statistik dan metode pendapatan.
B.
Dasar
Perhitungan BEP (Unit)
BEP
(Break Even Point) adalah suatu keadaan pada titik atau jumlah penjualan itu
perusahaan tidak laba dan tidak rugi yang berarti total biaya (Total cost) sama
dengan total pendapatan (total revenue). Jumlah produk di buat harus lebih
besar dari unit terjual pada BEP.
Perhitungan
BEP mempunyai asumsi, bahwa : Biaya dapat dipisah menjadi biaya tetap dan
variable; Haraga jual dan biaya varibel per unit dalam periode perhitungn
selalu tetap; Semua produksi terjual habis sehingga kuantitas penjualan sama
dangan produksi.
C. Penentuan
Standar Kinerja
Standar kerja yang
harus ditetapkan meliputi :
·
Standar Kualitas
Standar mengenai kualitas barang
atau jasa yang dihasilkan, dapat dilakukan standar per atribut dari barang dan jasa.
Untuk menjamin kualitas barang perlu pengendalian mutu terpadu. Standar
kualitas ini mencakup rencana, proses produksi, monitoring dan tindak lanjut.
·
Standar
Kuantitas
Standar mengenai jumlah barang yang
harus dibuat dalam suatu periode tertentu untuk mencapai tujuan dan pertumbuhan
perusahaan.
·
Standar Waktu
Proses
Standar waktu yang dibutuhkan untuk
proses produksi yang normal agar diperoleh efisiensi yang maksimal.
·
Standar
Produktivitas (Productivity)
Standar mengenai rasio antara
output dari proses produksi dan input yang digunakan. Ukuran productivity dapat
diukur baik secara total maupun partial atau bagian-bagiannya. Ukuran
productivity antara lain sebagai berikut:
1.
Total factor Productivity, dihitung denga membaagi Output perusahaan dengan Labor
+ Capital + Material + Energy input + Businnes service.
2. Material Productivity, dihitung dengan
membagi Output dengan material.
3.
Labour Productivity, dihitung dengan membagi Output dengan jumlah Labor.
7. Pengelolaan
Dalam Kegiatan Operasi
A. Pengaturan
Bahan Baku
Pengatuaran bahan baku dilakaukan dalam
mengefesienkan biaya pemasaran dan penyimpanan yang akan dikeluarkan dalam satu
periode dengan penerapan metode EOQ (Economic Order Quantity) jika asumsinya
dapat dipenuhi. Sedangkan untuk efesiensi biaya penyimpanan ekstra (Ekstra
Carrying Cost) dan penganti bahan baku (Stoc Out Cost) dipergunakan metode ROP
(Re Order Point).
Metode EOQ dan ROP memiliki asumsi yang sama yaitu :
bahan baku selalau tersedia pada leveransir; pola produksi yang stabil dalam
perusahaan; tarif biaya pesan dan simpan selalu tepat dalam satu periode; bahan
baku yang dibeli tidak rusak akibat disimpan; perusahaan memiliki gedang.
Juga bisa menggunakan metode JIT (just in time)
yaitu metode pengelolaan bahan baku tanpa harus memiliki gudang
penyimpanan,karena bahan baku yang dibeli dari pemasok langsung diproduksi.jika
bahan baku akan habis,levelansir selalu menyediakan dan menghantarkan sampai
lokasi tempat produksi.dalam metode ini,levalinsir tidak boleh terlambat,sebab
akan mengganggu proses produksi.
B. Keputusan
Operasi
Pengambilan
keputusan merupakan tema pokok dalam operasi perusahaan.
·
Keputusan
berkaitan dengan proses
Keputusan
mengenai proses fisik berkenaan dengan fasilitas yang akan dipakai untuk
memproduksi brang dan jasa.
·
Keputusan
berkaitan dengan kapasitas
Keputusan
mengenai kapasitas diperlukan untuk menghasilkan jumlah produk yang tepat,
ditempat dan dalam waktu yang tepat pula.
·
Keputusan
berkaitan dengan kesediaan
Keputusan
berkaitan kesediaan ini mencangkup apa yang akan dipesan, berapa banyak, dan
kapan dipesan.
·
Keputusan
berkaitan dengan tenaga kerja
Keputusan
berkaitan dengan tenaga kerja mencangkup bagaimana rekrutmen, proses seleksi
diselesaikan, pelatihan dan pengembangan, supervisi, kompensasi dan PHK.
·
Keputusan
berkaitan dengan mutu
Keputusan
yang menyangkut penentuan mutu produk harus menjadi orientasi bersama dalam
setiap proses operasi penetapan standar, desain peralatan, pemilihan
orang-orang terlatih dan pengawasan terhadap produk yang dihasilkan.
8. Pengawasan
Kegiatan Produksi
Pengawasan dalam kegiatan produksi perlu dilakukan
yaitu: pada kegiatan perencanaan atau desainnya, proses produksinya,
monitoringnya maupun tindak lanjut dari monitoring itu. Pengawasan dilakukan
pada seluruh aspek kegiatan yang berkaitan dengan produksi, meliputi: pada
kegiatan proses produksi; pada kualitas produksi atau jasa yang dihasilkan;
pada biaya produksi/operasi yang dikeluarkan; pada tenaga keerja yang melakukan
kegiatan produksi.
A. Pembelian Bahan Baku
Para menejer melakukan tugas-tugas berikut ketika
persediaan barang. Pertama memilih pemasok bahan baku dengan memperhatikan
karekteristik seperti harga, kecepatan, kualitas, layanan dan ketersediaan
kredit. Kedua mencoba mendapatkan potongan/diskon menurut volume. Ketiga
menyerahkan produksi kepada pemasok.
B. Pengawasan Persediaan Bahan Baku
Pengawasan persediaan adalah proses pengelola
persediaan pada tingkat yang meminimkan biaya. Perencanaan kebutuhan bahan baku
adalah proses untuk menjamin bahawa bahan baku tersedia bila mana diperlukan.
C. Routing
Roting ialah urutan (rute) tugas yang perlu nuntuk
menghasilkan sebuah produk. Bahan baku biasanya dikirimkan ke masing-masing pos
krja (work station) agar dapat dipakai sesuai spesifikasi proses produksi.
Bagian tertentu dari proses produksi diselesaikan disetiap pos kerja. Proses
routing biasanya dievaluasi secara periodik untuk menentukan apakah bias
ditingkatkan sehingga mendapat proses produksi yang lebih cepat dan murah.
D. Penjadwalan
Penjadwalan adalah tindakan menentukan periode waktu
untuk setiap tugas dalam proses produksi. Jadwal produksi adalah rancangan
untuk timing dan volume tugas produksi. Penjadwalan dapat menunjukkan kapan
setiap tugas harus diselesaikan. Cara untuk menjadwalkan proyek khusus adalah
teknik evaluasi dan peninjauan program (program evaluation and review
technique-PERT), menjadwalkan tugas dengan cara meminimkan hambatan proses
produksi.
E.
Pengawasan
Kualitas
Kualitas adalah dimana derajat dimana barang atau
jasa memuaskan persyaratan atau harapan pelanggan. Pengawasan kualitas
merupakan proses untuk menentukan apakah kualitas barang atau jasa memenuhi
tingkat kualitas yang diharapkan dan mengidentifikasi perbaikan yang perlu
dilakukan pada proses produksi. Kualiatas dapat diukur dengan menilai beberapa
karakteristik yang meningkatkan kepuasan pelanggan.
Pengawasan dilakukan pada berbagai waktu dari
aktivitas produksi meliputi: pada saat menentukan desain atau rancangan produk;
pada saat perencanaan proses produksi; pada aktivitas monitoring; pada akhir
proses produksi.
Cara Pengawasan
Pengawasan Terhadap
Produk
a)
Dengan
Sertivikasi
Sertivikasi
terhadap produk dapat dilakukan dengan mengupayakan sertifikat berdasar
standart industri, asosiasi dan sebagainya.
b)
Pemeriksaan
Laboratorium
Pemerikasaan
laboratorium dilakukan untuk mengendalikan kualitas produk terhadap unsur
kimiawinya yang dikandung.
c)
Penilaian Dari
Pendapat Konsumen
Pendapat
konsumen didapat dari survei kepada konsumen dengan mengedarkan daftar
pertanyaan untuk dijawab mengenai kualitas produk atau jasa yang dihasilkan
perusahaan.
Pengawasan Terhadap
Proses Prodiksi
a)
Dengan Penerapan
Gugus Kembali Mutu (GKM)
Proses produksi dengan membentuk gugus yang terdiri
dari tiga sampai delapan orang yang pekerjanya sejenis.
b)
Perolehan
Sertifikasi ISO
Sertifikat ISO diberikan kepada perusahaan yang
memenuhi standart organisasi ISO pada perencanaannya atau proses produksinya
atau pengawasannya atau pada tindak lanjutnya.
Pengawasan Terhadap
Tenaga Kerja Dengan Standart Produktifitas
Pengawasan ini dilakukan dengan membandingkan antara
kinerja para tenaga kerja dengan standart yang ditetapkan sebelumnya.
Pengawasan Terhadap
Standart Produksi
Dengan menegement control systems atau system
pengendalian manejemen. Caranya dengan selalu membandingkan antara anggaran
atau standart yang lain dengan realita pembelanjaan di bagian produksi.
IV. Kesimpulan
Manajemen Produksi adalah salah satu
cabang manajemen yang kegiatannya mengatur agar dapat menciptakan dan menambah
kegunaan suatu barang dan jasa. Untuk mengatur kegiatan ini, perlu dibuat
keputusan-keputusan yang berhubungan dengan
usaha-usaha untuk mencapai tujuan agar barang dan jasa yang dihasilkan sesuai
dengan apa yang direncanakan.
Unsur Manajemen terdiri dari ; perencanaan, pelaksanaan, pengawasan.
Tahap Perencanaan, meliputi ; Penentuan strategi
operasi; penentuan lokasi pabrik; Riset dan pengembangan produk; penentuan
jumlah produk; penentuan luas dan pola produksi;penyusunan layout & job
design; serta penentuan standar kerja.
Tahap Pelaksanaan, meliputi ; pengaturan bahan baku; pengturan proses
produksi; pemeliharaan dan penggantian fasilitas; perbaikan lingkungan kerja;
dan perbaikan kesejahteraan pekerja.
Tahap Pengawasan, meliputi ; pengawasan kuantitas ; pengawasan
kualitas; dan pengawasan biaya produksi dan operasi.
.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Husni
Mubarok, M.M. Pengantar Bisnis. Kudus:Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri(STAIN). 2010
http://nurrahmanarif.wordpress.com/2008/11/12/manajemen-operasi
0 Response to "MAKALAH MANAJEMEN OPERASIONAL"
Post a Comment
SILAHKAN CORAT-CORET DISINI :)